BONTANG – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Kabid Koperasi dan Usaha Mikro Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUMPP) Kota Bontang, Muhammad Takwin, menegaskan bahwa UMKM Indonesia berkontribusi besar, menyumbang hingga 14% dari ekspor nasional.
“Tanpa UMKM, Indonesia tidak akan sebesar sekarang. UMKM bukan sekadar pelengkap, melainkan elemen vital ekonomi kita,” ujar Takwin, Selasa (19/11/2024).
Namun, realitas menunjukkan 98,7% UMKM masih berada pada skala mikro, sementara hanya 1,2% yang tergolong usaha kecil dan 0,09% sebagai usaha menengah. Takwin menilai, tantangan terbesar adalah bagaimana membantu usaha mikro naik kelas menjadi usaha kecil, dan seterusnya.
“Kita harus berupaya agar UMKM bisa berkembang. Jika semua usaha kecil dan menengah berhasil melangkah lebih jauh, UMKM dapat bertransformasi menjadi perusahaan besar yang benar-benar menopang perekonomian nasional,” katanya.
Ia juga menyoroti peluang UMKM untuk mendukung sektor pariwisata. “Minimal, UMKM bisa menghasilkan produk lokal seperti suvenir yang menjadi ciri khas destinasi wisata. Ini bisa menjadi nilai tambah ekonomi,” tambah Takwin.
Strategi Pengembangan UMKM
Dalam upaya mendorong UMKM naik kelas, DKUMPP bekerja sama dengan akademisi menyusun kajian komprehensif berbasis sembilan poin strategis.
“Dengan pendekatan ini, kami berharap UMKM di Bontang dapat berkembang, dari skala mikro ke usaha kecil yang lebih mandiri dan berkelanjutan,” ujar Takwin optimis.
Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan skala usaha tetapi juga memperkuat peran UMKM dalam mendukung ekonomi lokal dan nasional. Dengan pengembangan yang tepat, UMKM bukan hanya menjadi penopang, tetapi juga pendorong utama ekonomi Indonesia.
No Comments