KUTAI TIMUR – Progres pembangunan jembatan di Desa Spaso, Kecamatan Bengalon, Kutai Timur (Kutim) menuai sorotan Lembaga Legislatif Kutim. Pasalnya, target penyelesaian pembangunan yang diberikan kepada kontraktor, pada akhir 2024 nanti dikawatirkan tidak tercapai.
Salah satu Anggota DPRD Kutim yang angkat suara, adalah Abdi Firdaus. Ia mengaku pesimis pekerjaan pembangunan jembatan yang mehubungkan antara Desa Spaso Timur dan Selatan itu dapat diselesaikan sesuai target.
“Kalau saya melihat program di lapangan, saya pesimis tahun ini bisa terlaksana. Namun saya tetap berharap tahun ini sudah terselesaikan,” ungkap Abdi Firdaus saat ditemui di kantor DPRD Kutim, kemarin.
Atas kekhawatirannya, Abdi Firdaus mengaku rutin melakukan pemantauan perkembangan proyek dengan skema multi years contract (MYC) itu. Bahkan, ia mengunjungi lokasi tersebut dua hari terakhir saat pekerjaan pembuatan rangka baja dilakukan.
“Saya akan terus memantau agar terselesaikan tahun 2024 ini. Dua hari yang lalu saya mengunjungi proyek itu dan sudah ada pembuatan rangka baja,” diakuinya.
Ia berharap upaya rutin melakukan pemantauan membuahkan hasil. Sebab, ia tidak ingin proyek jembatan yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp 31,5 miliar itu tidak selesai sesuai target yang ditentukan yakni akhir 2024. “Kalau bisa jangan sampai melewati tahun ini,” ungkapnya.
Terakhir kata dia, kabutuhan masyarakat Desa Spaso, terhadap jembatan penghubung tersebut sangat mendesak untuk mendukung mobilitas warga. Jalur alternatif yang akan memudahkan warga Desa Spaso Timur dan Selatan tentu akan berdampak pada peningkatan perekonomian.
“Harapan saya, dengan adanya jembatan itu bisa bermanfaat bagi masyarakat Sepaso, karena jembatan itu akan menjadi penghubung antara dua Desa Sepaso,” pungkasnya.