“Pembangunan harus berangkat dari kebutuhan masyarakat. Jangan mengutamakan hal-hal yang kurang penting, seperti membangun gapura yang megah, tetapi jalan di sekitar masih rusak dan berlumpur,” tegas Masdari, Selasa (26/11/2024).
Menurutnya, beberapa proyek pembangunan di Kutim, seperti gazebo di kawasan Bukit Pelangi, menunjukkan penggunaan anggaran yang tidak tepat sasaran. Ia mempertanyakan urgensi proyek tersebut, apalagi beberapa gazebo dibangun di area rumah jabatan Bupati yang seharusnya steril.
“Pembangunan seperti ini terasa mubazir. Anggaran itu sebaiknya dialokasikan untuk hal yang lebih mendesak dan bermanfaat langsung bagi masyarakat,” ujarnya.
Masdari juga mengingatkan pentingnya perawatan fasilitas publik yang sudah ada. Ia mengkritik kebiasaan pemerintah yang cenderung terus membangun tanpa memelihara infrastruktur lama.
“Fasilitas di Bukit Pelangi, seperti taman-taman, harus dirawat dengan baik. Jangan terus-menerus membangun yang baru tanpa memperhatikan kondisi yang sudah ada. Contohnya gazebo di samping kantor DPRD—itu untuk apa?” kata politisi Demokrat itu.
Ia mendesak Pemerintah Daerah dan dinas terkait untuk lebih matang dalam menyusun program pembangunan, dengan fokus pada efisiensi anggaran dan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Perencanaan harus efektif dan efisien. Kita perlu memastikan setiap program pembangunan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kutim,” tutup Masdari.
Kritik ini mencerminkan harapan agar pembangunan di Kutim tidak hanya sekadar seremonial, tetapi menjadi solusi konkret bagi kebutuhan warga, terutama mereka yang tinggal di pelosok.
No Comments