KUTIM – Kepala Bidang Keluarga Sejahtera (Kabid KS) Dinas Pengendalian Pendudukdan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur, Ani Saidah mengingatkan kepada masyarakat khususnya para ibu, tetang bahayanya penyakit Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak.
Ia menerangkan ADHD merupakan penyakit yang menimbulkan masalah utama pada anak. Yakni, perilaku terlalu aktif (hiperaktif), perilaku impulsif, dan kesulitan memperhatikan atau berkonsentrasi.
“Anak-anak dengan ADHD seringkali mengalami kesulitan diterima di sekolah dan dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Kesulitan-kesulitan ini juga bisa berlanjut hingga mereka tumbuh dewasa,” ungkapnya.
Penyebab terjadinya ADHD, kata Ani Saidah, disebabkan beberapa faktor, yang paling dasar ADHD disebabkan sejak masa kandungan berlangsung. Akibat pola kesehatan yang buruk dapat meningkatkan risiko ADHD. Contohnya, pola konsumsi buruk, gaya hidup kurang sehat, hingga faktor lingkungan juga berpengaruh.
“Masa kehamilan jangan sering makan mie instan, junk food, shabu-shabu, atau makanan cepat saji lainnya. Ditambah pola istirahat yang tidak baik semakin cepat meningkatkan risiko ADHD,” tandasnya.
Lanjut ia menjelaskan, penyakit ADHD cenderung terdeteksi pada usia 6 hingga 12 tahun, dan anak-anak yang mengalami ADHD dapat mengalami masalah dalam hal harga diri, kemampuan sosialisasi, dan prestasi sekolah yang sukar dicapai. ADHD juga cenderung lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
Maka dari itu, ia mengaku DPPKB Kabupaten Kutai Timur terus berupaya memberikan informasi dan dukungan kepada calon ibu dan keluarga dalam menjaga kesehatan selama masa kehamilan, sehingga generasi mendatang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
No Comments