KUTAI TIMUR – Sebanyak 105 kader kampung keluarga (KB) dan kader Institusi masyarakat pedesaan (IMP) di Kutai Timur (Kutim), mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) yang digelar Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim.
Bimtek yang berlangsung selama dua hari, sejak 18 – 29 Juli 2024 itu berlangsung di Ruang Pertemuan Hotel Golden Tulip, Kutim. Kegiatan itu bertujuan untuk penguatan serta peningkatan kapasitas kader pengelola kampung keluarga, dalam percepatan penurunan angka stunting.
Hadir sebagai pembuka acara, Asisten Pemkesra Seskab Kutim, Poniso Suryo Renggono, mewakili Bupati Kutim, menyampaikan program kampung keluarga berkualitas merupakan program yang dicanangkan Presiden RI sejak 2016.
Begitu juga di Kutim, kata dia, secara bertahap jumlah pembentukan kampung keluarga berkualitas juga dimulai sejak 2016 hingga 2018 yang tersebar di 18 Kecamatan, dengan total 34 kampung KB. Namun saat ini jumlah kampung kaluarga berkualitas mencapai 113 kampung.
“Pembentukan kampung KB dengan kriteria khusus kala itu mengutamakan kriteria suatu wilayah pilihan dengan jumlah kepala keluarga miskin, wilayah kumuh, wilayah terisolir, wilayah di perbatasan, wilayah pesisir, kepadatan penduduk, pencapaian kesertaan KB,” paparnya.
Ia berharap, sinergisitas antar pihak dapat terus ditingkatkan, baik peran dari perangkat daerah, mitra kerja, CSR dan LSM. Sehingga, dapat tercapainya kampung keluarga berkualitas di seluruh wilayah Kutim. Dengan dasar Inpres Nomor 3 Tahun 2022, orientasi keluarga berkualitas akan meningkatkan SDM unggul.
“kampung KB melalui kerjasama 13 kemitraan kementrian atau kelembagaan, tingkatan provinsi sampai pada kabupaten dapat bermanfaat dan berhasil guna,” ujarnya.
“Semoga kegiatan bimtek ini dapat di jadikan program strategi untuk pelaksanaan kegiatan kegiatan pembangunan sumber daya manusia di tingkat desa dan kelurahan,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala DPPKB Kutim Achmad Junaidi B, mengutarakan Bimtek ini dihadiri 105 Peserta di antaranya 35 peserta dari kader Kampung Keluarga Berencana dan 70 kader Institusi Masyarakat Pedesaan.
“Semoga bimbingan teknis ini dapat membuka wawasan kita dan menjadikan diri kita lebih berkualitas,” singkatnya.