Pegang Teguh 3 S dalam Bertugas

Tugas
Ilustrasi Kasatpol PP Bontang Ahmad Yani. memonesia.com/Selamet Riyadi

BERASAL dari keluarga petani biasa membuat pria kelahiran Kutai Barat, 54 tahun lalu ini untuk dapat bersekolah demi kehidupan yang lebih baik. Untuk itu dia berkeinginan untuk dapat melanjutkan pendidikan di sekolah yang dibiayai pemerintah. Karenanya, selepas SMA dia meneruskan pendidikan di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Samarinda pada 1989.

“Waktu itu lihat ada teman yang kuliah di APDN, dan tahu kalau sekolah itu dibiayai pemerintah. Karena itu saya masuk ke APDN,” kenang  Kepala Satuan Pamong Praja (Satpol PP) Bontang Ahmad Yani, kepada Memonesia.com.

Baca Juga : Tegakkan Perda dengan Santun

Lulus dari APDN di 1992, Yani langsung ditempatkan di Kantor Camat Sangasanga hingga 1994. Lantas dia mendapatkan tugas belajar di Universitas Sam Ratulangi Manado hingga 1996. Selepas itu, dia menjadi pembantu Bupati Long Iram selama empat tahun. Barulah sejak 2000, dia pindah ke Kota Taman hingga sekarang.

Di Bontang sendiri, beberapa jabatan pernah diembannya. Mulai dari Bagian Umum Pemkot, Camat Bontang Barat, Camat Bontang Selatan, Kepala Bagian Organisasi, Sekretaris Dinas Pendidikan, Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Kepala Satpol PP Bontang pada tahun 2013, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang, Hingga kini kembali menahkodai Satpol PP Bontang sejak Februari 2022 lalu.

“Di antara semua jabatan itu, yang paling berkesan ketika menjadi camat. Karena menjadi camat ibarat wali kota kecil, mengerjakan semua urusan di kecamatan. Ketika ada suatu permasalahan di wilayahnya, camat yang harus pertama kali tahu,” ungkapnya.

Menurutnya, menjadi kepala Satpol PP tak jauh berbeda dengan menjadi camat. Sebagai kepala Satpol PP, dia dituntut untuk dapat siaga 24 jam apabila dibutuhkan. Apalagi, sebagai kepala Satpol PP, tekanan pekerjaannya jauh lebih tinggi. Namun menurutnya, hal tersebut justru menjadi tantangan tersendiri yang dijadikannya sebagai suatu motivasi untuk terus belajar menjadi lebih baik.

“Saya suka mendapatkan tantangan baru. Sebagai kepala Satpol PP, saya dituntut membuat strategi yang berbeda-beda dalam setiap penanganan kasus yang ada. Termasuk bagaimana dalam mengendalikan anggota di lapangan agar jangan mudah terpancing. Tentunya, harus ada evaluasi dari setiap kegiatan yang dilakukan,” urai Yani.

Baca Juga : Ahmad Yani; Satpol PP Tertibkan PKL dengan Pendekatan Kultural

Suami dari Masliani ini mengatakan, dalam menjalankan tugasnya di pemerintahan, dia selalu menerapkan disiplin pada seluruh aspek. Baik itu disiplin waktu, berpakaian, maupun bersikap. Hal ini terlihat jelas dalam rutinitasnya di kantor. Setiap pagi, dia selalu datang lebih awal dari jam kerja yang menurutnya dapat menjadi motivasi pada para personelnya.

“Bagi saya, disiplin merupakan awal keberhasilan. Karena disiplin adalah suatu standar. Disiplin ini, sejalan dengan agama apapun. Misalnya azan, menuntut umat muslim untuk disiplin dalam mengerjakan salat,” bebernya. Tak hanya di pemerintahan, sikap disiplin juga diterapkannya di lingkungan keluarga. Terutama dalam mendidik anak. Salah satunya, dia selalu mewanti-wanti putrinya untuk segera siap berangkat sekolah pada pukul 06.30 Wita.

Selain disiplin, Yani juga menekankan pada para personelnya untuk mengutamakan 3 S, yaitu Salam, Senyum, dan Silaturahmi dalam menjalankan tugas. Misalnya dalam operasi kependudukan, Satpol PP harus mengucapkan salam terlebih dulu dan mengetuk pintu dengan sopan saat akan masuk ke rumah warga yang menjadi sasaran.

“Meskipun kami memakai atribut Satpol PP, harus tetap menerapkan sopan santun dalam bertugas. Saya tekankan pada para personel untuk menjadikan setiap pintu yang diketuk seperti mengetuk pintu rumah orangtua sendiri.  Alhamdulillah, sambutan masyarakat pun baik atas kehadiran Satpol PP,” urai pria yang hobi lari pagi selepas salat Subuh ini. (adv/kominfo/lm)