Nilai Investasi Capai Rp15 Triliun, Wabup Kutim Wanti-wanti PT Kobexindo Cement Serap Tenaga Kerja Lokal

Admin
7 Sep 2025 15:50
Kutai Timur 0
2 menit membaca

SANGATTA – Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim) Mahyunadi menegaskan agar investasi jumbo PT Kobexindo Cement yang mencapai Rp15 triliun tidak hanya menjadi kebanggaan angka semata. Ia mewanti-wanti agar perusahaan asal Tiongkok tersebut benar-benar memberikan kontribusi nyata bagi daerah, terutama melalui penyerapan tenaga kerja lokal dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Hal itu disampaikan Mahyunadi saat meninjau langsung operasional pabrik PT Kobexindo Cement di Desa Selangkau, Kecamatan Kaliorang, Senin (1/9/2025). Kunjungan tersebut turut dihadiri jajaran pejabat Pemkab Kutim, mulai dari Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setkab Kutim Noviari Noor hingga Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Roma Malau.

“Investasi sebesar Rp15 triliun ini tidak boleh hanya jadi cerita besar di atas kertas. Harus ada hasil nyata yang bisa dirasakan masyarakat Kutai Timur, mulai dari pembukaan lapangan kerja lokal, peningkatan pendapatan asli daerah, sampai dampak ekonomi yang merata,” tegas Mahyunadi.

Menurutnya, dengan kapasitas produksi hingga 4 juta ton semen per tahun dan dukungan dermaga berkapasitas sandar kapal 60 ribu ton, perusahaan ini memiliki potensi luar biasa untuk mendorong perekonomian Kutim. Namun, potensi itu akan sia-sia bila kontribusi ke masyarakat minim.

Parik PT Kobexindo Cement mampu memproduksi hingga 4 juta ton semen per tahun.

“Kami tidak ingin masyarakat Kutim hanya jadi penonton di tengah investasi sebesar ini. Sudah seharusnya tenaga kerja lokal diprioritaskan, dan dampak positifnya dirasakan langsung oleh warga sekitar,” lanjut Mahyunadi.

Meski begitu, General Manager PT Kobexindo Cement, Gong Wei, menyebut perusahaannya berkomitmen berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di daerah. Ia menegaskan perusahaan akan terus meningkatkan kinerja dan mendukung perekonomian lokal.

Namun, Mahyunadi kembali mengingatkan bahwa keberadaan investasi asing dengan nilai fantastis selalu membawa risiko, mulai dari kerusakan lingkungan, ketimpangan manfaat, hingga minimnya serapan tenaga kerja lokal.

“Dengan investasi Rp15 triliun, standar kontribusi untuk Kutim harus lebih tinggi. Kami akan mengawal agar perusahaan ini tidak hanya mengeruk keuntungan, tapi juga betul-betul menyejahterakan masyarakat Kutai Timur,” pungkasnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x