Komunitas Teater Pilar Samarinda Raih Juara I Festival Teater Taman Budaya Kaltim

KALTIM – Komunitas Teater Pilar Samarinda berhasil meraih juara 1 dalam pagelaran Festival Teater Taman Budaya Kaltim (FT-TBK) yang digelar sejak 19 hingga 21 Juni 2023, di Gedung Rizani Asnawi, Taman Budaya, Samarinda.

Dewan juri FT-TBK Hamdani, Sahabuddin Pance dan Yudhi Valent mengumumkan runutan pemenang lainnya: juara II Teater Mahakam Samarinda, juara III Komunitas Gesang, juara  harapan I Rumah Seniman Samarinda, juara harapan II SKSD Berau dan juara harapan III Teater Ilalang Paser.

“Anda semua, peserta Festival Teater Taman Budaya adalah para pemenang. Karena telah menunjukkan kemampuan dan kreatifitas dalam berteater,” kata Kepala UPTD Taman Budaya Kaltim Novarita, ketika menutup FT-TBK, Rabu malam (21/6).

Para pemenang juara 1 hingga harapan 3 bersama Kepala UPTD Taman Budaya Kaltim Novarita dan dewan juri FT-TBK. (Foto Dok Taman Budaya Kaltim)

Novarita mengaku senang lantaran para peserta menampilkan aktor/aktris dari kaum milenial yang mempunyai potensi besar untuk berkembang.

“Teruslah berlatih dan berkreasi. Tahun depan kita kembali bertemu di festival teater,” lanjutnya.

Para pemenang itu mendapatkan piagam, plakat dan sejumlah uang pembinaan. “Tidak hanya para juara 1 hingga harapan 3. Bagi empat kelompok yang tidak masuk dalam urutan pemenang pun tetap memperoleh uang pembinaan,” kata Kepala Seksi Pembinaan, Pengembangan dan Dokumentasi UPTD Taman Budaya Kaltim Sulistio Rini.

Berkaitan dengan penilaian penampilan peserta, salah satu dewan juri Sahabuddin Pance menyebut, kualitas  para peserta hampir sama dalam tataran teknik berteater.

“Perbedaan para peserta ada pada kemampuan sutradara dalam memilih, mengintrerpretasikan dan mengolah naskah. Sutradara tampaknya tidak cermat dalam menginterpretasikan, sehingga kedodoran dalam mengaflikasikannya dalam akting, bloking, gruping, dialog dan penataan artistik,” ungkap Pance, sapaan akrabnya.

Pance juga mengaku melihat kemampuan akting yang jomplang antara para aktor/aktris.

“Di banyak kelompok saya melihat satu aktor bermain bagus, namun lawan lainnya bermain seadanya. Sehingga ensembel dalam sebuah pementasan tidak ada,” imbuhnya.

Di samping itu, timpal juru lainnya Yudhi Valent, hampir semua peserta tidak mempunyai totalitas artistik dan non-artistik penggarapan. “Totalitas itu tergambar sejak orientasi pentas hingga penampilan,” pungkas Yudhi Valent yang juga Sekretaris Dewan Kesenian Balikpapan ini. (adv/disdikbudkaltim/li)