Kepala Disdikbud Bontang, Abdu Safa Muha.BONTANG – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang, Abdu Safa Muha, mengingatkan para guru agar tidak menggunakan kekerasan dalam mendidik peserta didik. Imbauan ini disampaikan menyusul kasus perselisihan antara seorang murid dan kepala sekolah yang diduga menampar siswa karena ketahuan merokok.
Abdu Safa menegaskan bahwa tindakan kekerasan fisik tidak lagi relevan dalam konteks pendidikan modern. Menurutnya, proses pembinaan harus dilakukan melalui pendekatan yang lebih edukatif dan manusiawi.
“Guru itu bukan hanya pendidik, tapi juga harus punya ‘resep’, seperti dokter. Kalau anak ini dianggap bermasalah, buatlah resepnya. Lalu resep itu kirim ke orang tuanya,” ujarnya, Senin (20/10/2025).
Ia menilai, kolaborasi antara pihak sekolah dan orang tua merupakan kunci dalam menyelesaikan persoalan perilaku siswa. Dengan komunikasi yang baik, guru dapat menyampaikan kondisi anak secara objektif sehingga orang tua turut memiliki tanggung jawab dalam mencari solusi terbaik.
“Guru menyampaikan kondisi sang anak, sehingga orang tuanya juga punya tanggung jawab untuk mencarikan jalan keluar,” tambahnya.
Abdu Safa juga menyoroti pentingnya pemahaman terhadap karakter dan latar belakang setiap peserta didik. Guru, kata dia, perlu memiliki kepekaan psikologis dalam menilai perilaku siswa sebelum mengambil tindakan disiplin.
“Semoga seluruh tenaga pendidik di Bontang mampu menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas kekerasan, agar proses pendidikan berjalan dengan baik sesuai nilai-nilai kemanusiaan dan profesionalisme guru,” tandasnya.
Dengan pendekatan yang berlandaskan empati dan komunikasi konstruktif, Abdu Safa berharap dunia pendidikan di Bontang semakin mencerminkan prinsip pendidikan berkeadaban — di mana disiplin dan kasih sayang dapat berjalan beriringan.
Tidak ada komentar