KUTAI TIMUR – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) tengah berusaha mengurangi ketergantungan pada sektor batu bara yang saat ini sebagai penyumbang utama Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Di tengah menipisnya sumber daya dan risiko ketidakstabilan harga komoditas, hilirisasi sawit muncul sebagai solusi potensial untuk mendiversifikasi ekonomi daerah.
Dalam rapat Panitia Khusus (Pansus) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) DPRD Kutim, Kari Palimbong menegaskan pentingnya langkah ini. Menurutnya, sektor batu bara yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi Kutim tidak bisa diandalkan selamanya.
Hilirisasi sawit, kata Kari, dapat menjadi alternatif strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Kari menjelaskan bahwa industri sawit memiliki potensi besar, tidak hanya dalam bentuk produksi mentah, tetapi juga melalui pengembangan produk turunannya. Langkah ini, katanya, bisa mendongkrak nilai tambah sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di tingkat lokal.
“Hilirisasi sawit harus menjadi prioritas. Dengan mengolah sawit hingga ke produk jadi, seperti minyak goreng atau biodiesel, Kutim bisa memperoleh manfaat ekonomi yang jauh lebih besar,” ujarnya.
Namun, pengembangan industri sawit di Kutim bukan tanpa tantangan. Ketergantungan petani lokal pada perusahaan besar sering kali membuat harga sawit tidak stabil, merugikan petani.
Kari menekankan pentingnya kehadiran pemerintah dan sektor swasta untuk menciptakan stabilitas harga dan mendukung petani sawit secara lebih adil.
“Ketika panen melimpah, harga justru turun. Ini masalah besar yang harus diatasi. Pemerintah perlu hadir dengan kebijakan yang melindungi petani,” tegasnya.
Kari juga mengingatkan bahwa pengembangan hilirisasi sawit membutuhkan sinergi antara pemerintah dan sektor swasta. Ia menekankan pentingnya peran aktif swasta dalam memberikan dukungan teknis dan finansial bagi pengembangan industri sawit lokal.
“Swasta tidak boleh hanya mencari untung. Mereka harus lebih aktif mendukung petani dan pembangunan industri di daerah. Kita perlu kerja sama untuk menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan,” katanya.
Dengan potensi sawit yang besar dan langkah strategis yang tepat, Kutim diharapkan dapat mengurangi ketergantungannya pada batu bara.
Hilirisasi sawit tidak hanya menjadi peluang untuk meningkatkan PAD, tetapi juga untuk menciptakan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat.
No Comments