“Pemerintah pusat sudah membentuk Kementerian Ekonomi Kreatif dengan pesan agar program mereka tidak hanya berfokus di kota-kota besar, tetapi juga menjangkau desa-desa,” ujar Yusri saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (14/11/2024).
Yusri menilai pemerintah kabupaten perlu menggandeng Kementerian Ekonomi Kreatif untuk menjalankan program yang relevan dengan kebutuhan dan potensi lokal. Ia menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan pusat dan daerah agar pembangunan UMKM bisa berjalan efektif.
“Program ekonomi kreatif harus diarahkan ke desa-desa dengan mempertimbangkan potensi yang ada. Ini bisa dimulai dengan identifikasi kompetensi dan sumber daya lokal,” jelasnya.
Menurut Yusri, Kutim memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti hutan dan kayu, yang bisa menjadi basis ekonomi kreatif. Potensi ini, kata dia, dapat dimaksimalkan melalui UMKM untuk menciptakan produk bernilai tambah, seperti furnitur atau kerajinan tangan.
“Hutan kita sangat luas, dan kayunya bisa dimanfaatkan menjadi produk seperti mebel atau barang kerajinan. Ini peluang besar bagi UMKM lokal untuk berkembang,” paparnya.
Ia pun mendorong pemerintah daerah untuk memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan UMKM melalui program pelatihan, pendanaan, hingga penyediaan fasilitas yang memadai. Menurutnya, langkah ini akan membantu masyarakat desa menjadi lebih mandiri secara ekonomi, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Ini bukan hanya tantangan, tetapi peluang besar bagi Pemkab Kutim untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa-desa,” pungkasnya.
No Comments