Penata Perizinan Ahli Muda DPMPTSP Kota Bontang, IdrusBONTANG – Lima Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bontang mencuri perhatian lewat ide-ide segar yang menantang pola lama pelayanan publik. Dalam rangkaian ujian kedinasan yang mereka jalani, kelimanya melahirkan lima inovasi berbasis digital untuk mempercepat dan mempermudah akses layanan masyarakat di Mal Pelayanan Publik (MPP).
Penata Perizinan Ahli Muda DPMPTSP Bontang, Idrus, menyebut para CPNS ini tampil menonjol karena tidak sekadar memenuhi tuntutan ujian, tetapi menunjukkan kemampuan berpikir strategis yang selaras dengan kebutuhan pelayanan publik modern.
“Mereka bukan hanya menjawab soal di atas kertas, tapi menawarkan solusi nyata yang bisa langsung diterapkan. Ide-idenya konkret dan punya nilai keberlanjutan,” ujar Idrus, Selasa (23/10/2025).
Lima inovasi tersebut seluruhnya berfokus pada digitalisasi dan efisiensi pelayanan publik. Pertama, Microsite Informasi Gerai Layanan MPP, portal digital yang menyajikan informasi lengkap seluruh gerai di MPP agar warga bisa mengetahui layanan yang tersedia tanpa perlu datang lebih dulu.
Kedua, Optimalisasi Instagram MPP, sistem pengelolaan dan penjadwalan konten yang lebih profesional untuk memperkuat citra layanan publik di media sosial. Langkah ini dinilai penting karena sebagian besar masyarakat kini mencari informasi layanan melalui kanal digital, bukan papan pengumuman konvensional.
Ketiga, Aplikasi Website Pengunjung Menuju Gerai MPP Digital, platform berbasis web yang membantu masyarakat menavigasi lokasi gerai di dalam MPP serta memantau arus kunjungan secara real time.
Keempat, Teman Responsif Perizinan Anda (Tera), platform konsultasi daring yang memungkinkan masyarakat mendapatkan panduan cepat dan akurat terkait proses perizinan tanpa harus menunggu lama di loket.
Kelima, Digital Archive Barang Belik Daerah (Dirgada), sistem pengarsipan digital yang dirancang untuk menjaga transparansi dan keamanan data inventaris barang milik daerah agar mudah diakses dan diaudit kapan saja.
Menurut Idrus, munculnya ide-ide tersebut menjadi sinyal positif bahwa ASN muda kini memiliki orientasi kerja yang berbeda: lebih adaptif, progresif, dan berbasis teknologi. Ia berharap inovasi semacam ini tidak berhenti di meja ujian, melainkan benar-benar diadopsi dalam sistem pelayanan pemerintah daerah.
Tidak ada komentar