Undang Guru TK/TPA, Pemkab Kutim Gelar Sosialisasi Sekaligus Pendataan

pemkab Kutim menggelar sosialisasi bagi guru TK/TPA se-Kutai Timur. (ist)

KUTIM – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menggelar Sosialisasi bagi Guru Taman Kanak-kanak (TK) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang berasal dari 5 kecamatan. Yakni Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Bengalon, Teluk Pandan dan Rantau Pulung. Kegiatan berlangsung di Hotel Royal Victoria pada Rabu (8/11/2023) pagi.

Kabag Kesra Seketrariat Kabupaten Kutim, Sahman mengatakan kegiatan tersebut merupakan bentuk silaturahmi, sekaligus pengumpulan dan penginputan data terhadap seluruh guru TK/TPA yang ada di Kutai Timur.

“Pendataan kita lakukan menggunakan aplikasi EMIS yang terhubung langsung dengan database Kementerian Agama Pusat, termasuk data tenaga pendidik dan data siswa-siswi madrasah di seluruh wilayah di Kutim,” ujarnya saat ditanya usai kegiatan berlangsung.

Sejauh ini, sambung Sahman, Kutai Timur tercatat memiliki guru TK/TPA sebanyak 2.517 orang yang tersebar di seluruh wilayah Kutim. Berdasarkan pendataan pemerintah akan memperoleh data terbaru, sehingga akan mempermudah dalam pemberian insentif guru nantinya.

“Adapun bersaran insentif bagi guru TK/TPA, Pemkab Kutim memberikan untuk masing-masing guru sebesar Rp850 ribu per bulan,” tutupnya.

Sementara itu, Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman mengatakan Pemkab Kutim akan meningkatkan program terkait Al-Qur’an. Tidak hanya di TK/TPA melalui Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), namun juga di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) untuk membuat program tersendiri terkait Al-Qur’an. Dia berharap program tersebut berjalan di tahun 2024 mendatang. Berkaca dahulu saat Ardiansyah memimpin bersama Bupati Isran Noor, ada program “Magrib Mengaji”.

Program mengaji yang semula informal, maka kedepannya akan menjadi formal lewat sekolah-sekolah yang dikelola lewat APBD Kutim melalui Disdikbud.

“Karena betapa pentingnya Al-Qur’an mengantarkan anak-anak kita ke depan, namun yang mengajar sekarang usia 40, 50, hingga 60 tahun. Sementara yang diajari berusia 10 hingga 15 tahun. Ketika kita tidak ada lagi (meninggal dunia), siapa yang melanjutkannya kalau bukan mereka-mereka,” singkatnya. (adv)