Selamatkan Masa Depan Lingkungan, Mapala Stitek Bontang Tanam 100 Pohon Bakau

BAHAGIA: Kebahagiaan para pecinta alam yang tak terhingga. Mereka menanam bibit pohon bakau di Mangrove Park, Salebba, Bontang Baru. (Mapala Stitek untuk Memonesia.com)

RAMBUT Ari Saeful Rahman, salah satu anggota Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Sekolah Tinggi Teknologi (Stitek) Bontang, perlahan terurai yang menutupi wajahnya. Ia baru saja terbangun dari tidur di rumah temannya. Jarum jam sudah menunjukkan 07.00 Wita, pria berambut gondrong itu bergegas pulang ke rumahnya. Ya, mereka sudah menjadwalkan untuk menanam bibit pohon bakau, Minggu (02/02).

“Aku mau ganti pakaian dulu di rumah,” ujar mahasiswa tingkat akhir itu kepada salah satu temannya kala beranjak dari tempat tidur. Satu demi satu perkakas dan perlengkapan lainnya pun sudah disiapkan.

Terik sang surya pun perlahan menyinari bagian timur Kota Taman. Lantas sekumpulan mahasiswa itu menuju Mangrove Park, Salebba. Tampaknya Ari beserta kawan-kawan harus memulai aktivitasnya dengan mengikuti materi seputar fungsi dan kegunaan hutan mangrove, yang disampaikan perwakilan Taman Nasional Kutai (TNK).

Seiring berjalannya materi, mereka terus antusias. Sesekali mengamati keindahan alam di sekitarnya. Pohon bakau yang hijau itu tertata nan rapi. Tak terasa, penyampaian materi telah usai. 100 bibit pohon bakau yang sudah disediakan siap ditanam di tanah berlumpur. Satu sama lain saling berbagi tugas. Memindahkan bibit dan menggali lubang.

Sejak sebulan sebelumnya, anggota Mapala Stitek memang sudah merencanakan kegiatan ini dengan matang. Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Aktivitas tersebut tentu akan berdampak positif akan keberlangsungan pesisir Bontang.

“Semoga yang kami lakukan ini, bermanfaat untuk kelangsungan masyarakat Bontang,” sebut Ketua Panitia Penaman Pohon Bakau, Meixen Two Greeman. Pria yang juga anggota Mapala Stitek itu mengaku akan terus menyalurkan kepeduliannya sebagai pecinta alam maupun lingkungan.

Momen ini juga dijadikan sebagai ajang silaturahmi antar sesama pecinta alam. Mereka turut melibatkan berbagai elemen, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), TNK Bontang, Mapala asal Balikpapan dan Samarinda, sejumlah pelajar SLTA, dan komunitas pecinta alam lainnya.

Sesuai dengan tema mereka, yakni “Lahan Basah  se-Dunia”, keberadaan dan kelangsungan pohon bakau yang sudah ditanam harus dijaga dengan baik. Manfaat tanaman mangrove sendiri cukup banyak. Seperti mencegah erosi dan abrasi pantai. Juga berperan dalam pembentukan pulau serta menstabilkan daerah pesisir.

Apalagi Bontang merupakan kota kecil. Luas wilayahnya sekitar 497,57 kilometer persegi. Menariknya, 77,80 persen diataranya adalah lautan. Sedang 347,77 persen. Sementara luas daratan hanya 149,80 kilometer persegi. Maka bisa dikatakan, hampir seluruh daerah di Bontang merupakan lautan.

Dengan kondisi ini, kepedulian masyarakat maupun pemuda terhadap lingkungan sangat dinantikan untuk keberlangsungan pesisir Kota Taman di masa mendatang. Apalagi, Mangrove Park dikenal sebagai tempat wisata yang indah. (*)