Kurangi Resiko Kebarakan, Anggota DPRD Kutim Minta Edukasi Kebakaran Ditingkatkan

Anggota DPRD Kutim Jimmi. (Ist)

KUTIM – Anggota DPRD Kutai Timur, Jimmi, menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya kebakaran. Jimmi menyatakan bahwa kebiasaan masyarakat yang sering lupa mematikan kompor saat memasak dan sembarangan memasang kabel listrik menjadi penyebab sering terjadinya kebakaran di Sangatta, terutama pada awal bulan Juni.

“Kasus kebakaran sering terjadi di Sangatta, terutama saat awal bulan Juni. Kasus kebakaran biasanya disebabkan oleh kelalaian warga yang lupa mematikan kompor setelah memasak, atau korsleting listrik karena penyambungan kabel yang tidak sesuai dengan aturan,” ujar Jimmi.

Dia juga menyebutkan bahwa daerah pemukiman padat dan jaringan listrik di dalam rumah yang tidak pernah diperiksa sebelum meninggalkan rumah dapat berakibat fatal.

Jimmi menambahkan bahwa kebakaran merupakan masalah yang bersifat parsial. Berbeda dengan bencana nasional atau bencana lokal seperti banjir yang dampaknya dirasakan oleh banyak masyarakat.

“Persoalan kebakaran bersifat parsial. Mungkin dinas sosial yang menangani bencana tunggal tersebut,” ucap Jimmi.

Dia juga mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan guna mencegah serta mengantisipasi terjadinya kebakaran.

Jimmi menyebut bahwa standarisasi dari PLN mungkin tidak dapat mengontrol sampai ke situ, dan biasanya jika masalah tersebut sudah lepas dari meteran PLN, tanggung jawabnya berakhir. Namun, jika ada sertifikasi terkait penggunaan kabel atau instalasi listrik, maka hal itu dapat menjadi pertanggungjawaban.

“Masalah teknis di setiap rumah memang sulit. Misalnya, ada instalasi yang sudah usang. Masyarakat seharusnya mengetahui kualitas penanganan instalasi yang telah dipasang selama ini,” jelasnya.

“Jadi agak sulit untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab jika tidak ada dalam sertifikasi penanganan pemasangan instalasi. Apakah ditangani oleh pihak profesional atau pribadi. Itu yang sulit ditentukan,” tambah Jimmi.