Kepala Bidang Ekraf Dinas Pariwisata Kutim, Rifani. (Memonesia/Han)SANGATTA – Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kutai Timur (Kutim) menyoroti masih minimnya data pelaku ekonomi kreatif di daerah. Kekosongan data ini menjadi hambatan dalam menyusun program, memetakan subsektor prioritas, hingga menyalurkan fasilitas yang tepat sasaran.
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif, Rifani, mengatakan pendataan merupakan fondasi penting untuk mengukur ukuran industri kreatif di Kutim dan mengetahui pelaku yang benar-benar aktif di lapangan.
“Data yang lengkap memungkinkan kami mengontrol, memantau, dan memberikan arahan bagi perkembangan ekonomi kreatif di Kutim,” ujarnya, Senin (17/11/2025).
Ia menuturkan, banyak pelaku kreatif belum masuk data resmi karena proses pendaftaran dilakukan secara daring. Sejumlah pelaku belum terbiasa dengan sistem tersebut atau tidak memahami manfaat pendataan. Kondisi ini terjadi di berbagai subsektor, mulai musik, kriya, kuliner, fotografi, film, hingga seni pertunjukan.
“Beberapa orang malas mendaftar, atau belum memahami manfaatnya, sehingga data kami masih kurang lengkap,” jelasnya.
Minimnya data membuat sejumlah program tidak berjalan maksimal. Pelatihan, fasilitasi HAKI, bantuan alat, hingga promosi produk sulit diberikan secara merata karena identitas pelaku belum tercatat dengan baik.
Rifani menilai pembaruan data sangat penting untuk memastikan setiap pelaku kreatif mendapat kesempatan yang sama dalam mengakses program pemerintah.
“Penting memperbarui dan melengkapi data agar setiap pelaku kreatif dapat menerima perhatian yang layak. Kami ingin memastikan semua potensi ekonomi kreatif, dari kuliner hingga film, dapat tersentuh program yang ada,” tambahnya.
Untuk mengatasi persoalan ini, Bidang Ekraf akan melakukan pendataan bertahap melalui kerja sama dengan kecamatan, komunitas seni, dan lembaga pendidikan. Pendekatan langsung ke pelaku kreatif direncanakan agar data tidak hanya bergantung pada pendaftaran online.
Rifani menegaskan bahwa data yang lengkap akan menjadi dasar penyusunan strategi jangka panjang, termasuk penentuan subsektor unggulan dan arah kebijakan pengembangan Ekraf Kutim.
Tidak ada komentar