KUTIM – Sebanyak 108 guru yang tergabung dalam Asosiasi Pendidikan Agama Islam Indonesia (GPAII) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengikuti Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka, pada Senin (24/07/2023).
Menurut penuturan Ketua Panitia Pelaksana, Haeruddin, workshop ini diikuti sebanyak 108 orang yang pesertanya datang dari beberapa kecamatan, yakni dari Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Rantau Pulung, Sandaran, Bengalon dan Muara Wahau.
Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, membuka kegiatan ini secara resmi di Pendopo Rumah Jabatan (Rujab) Bupati, di Kawasan Bukit Pelangi, Sangatta. Agenda ini nantinya akan digelar selama empat hari berturut-turut mulai dari tanggal 24 Juli sampai 27 Juli 2023.
Dalam kesempatan itu, Bupati Ardiansyah menjelaskan implementasi merdeka sangat penting untuk diikuti semua sekolah-sekolah, termasuk oleh guru-guru Pendidikan agama islam.
“Kepada guru-guru Pendidikan Agama Islam, juga bisa mengimplementasikan kurikulum merdeka, dengan semaksimal mungkin dan senyaman mungkin mungkin dan segembira mungkin. Tapi tidak mengurangi tujuan apa yang ingin dicapai, dalam Pendidikan Agama Islam,” sebut Ardiansyah.
Selanjutnya, Ardiansyah menambahkan bahwa dirinya telah mendengar sedikit informasi mengenai rencana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim untuk meningkatkan pengenalan tentang pembelajaran Al-Qur’an melalui kerja sama dengan Ummi Foundation.
“Tidak hanya untuk Pendidikan Agama Islam, tapi juga untuk yang non muslim, juga akan diberikan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan agama, bagi guru-guru agama yang nonn muslim. Ini saya anggapa sangat baik,” ucapnya.
Terakhir, Ardiansyah berharap agar kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memaksimalkan kapasitas dapat terus ditingkatkan demi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih baik.
“Guru butuh pelatihan-pelatihan. Karena ilmu itu terus berkembang dengan teknologi. Mudah-mudahan Disdikbud memberikan ruang dan waktu, untuk pelatihan atau workshop bagi bapak/ibu guru khususnya Pendidikan Agama Islam,” pungkas Ardiansyah.
Sementara itu, Ketua Asosiasi GPAII Kutim, Rusini mengatakan guru agama Islam di Kutim secara keseluruhan berjumlah 515 orang dan pengawas lima orang, sehingga satu pengawasan membina 100 lebih.
“Keberadaan guru agama itu sangat penting, untuk membentuk karakter anak. Jangan minder menjadi guru seorang guru agama, tapi harusnya bangga. Harus tunjukkan kemampuan kita dan jangan meninggalkan professional kita sebagai guru agama,” ucap Rusini.