Memonesia.com – Belum selesai dengan persoalan minimnya fasilitas Lampu PJU di wilayah sekitar Perumahan Griya Makroman Indah, Samarinda, Kaltim. Warga juga mengeluhkan persoalan minimnya saluran air bersih di daerah tersebut.
Pasalnya, perumahan tersebut sudah berdiri selama 5 tahun, namun masih banyak fasilitas yang tidak tersedia. Setidaknya, ada sekitar ratusan KK yang terdampak akibat tak adanya saluran air bersih di perumahan tersebut.
Yulianus, warga RT 10 Sambutan mengatakan bahwa sejauh ini warga menggunakan sistem bergantian untuk mendapatkan air bersih. Pasalnya, cuma ada satu saluran pipa milik warga sepanjang 1 meter untuk memenuhi semua kebutuhan air masyarakat di Griya Makroman Indah.
“Jadi cuma ada satu pipa induk sepanjang 1 meter untuk menyalurkan air bersih itu ke 125 KK. Disana itu hanya satu orang yang punya meteran, dari jalan depan sana itu masuk ke dalam cuma 1 meter, terus disambungkan selang ke ratusan KK,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
“Modelnya itu dipakai bersama-sama dengan sistem bergantian. Maksudnya bergantian itu, penyaluran air bersihnya itu perjam. Misal rumah A mati, rumah B nyala. Rumah B mati, rumah C nyala. Begitu seterusnya, bergantian gitu setiap satu jam,” sambung pria berusia 52 tahun itu.
Selain keluhan penyaluran air dengan sistem bergantian, masyarakat juga kerap mengeluh soal pembayaran air bersih yang bisa capai hingga 2 kali lipat daripada tagihan normal. Bahkan, invoicenya bisa mencapai hingga Rp400 ribu/KK.
“Tagihannya ada yang sampai Rp400 ribu/KK, mestinya kan kalau normal itu paling tinggi Rp200 ribu/KK. Ini Rp400 ribu/KK dan paling murah itu Rp250 ribu/KK,” terangnya di Jalan Sultan Sulaiman Gang H Salman Rt 10 Blok E, Kelurahan Sambutan, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda.
Menurutnya, air bersih merupakan kebutuhan dasar yang sudah seharusnya dipenuhi. Sehingga, ketersediaan air bersih amatlah penting bagi setiap masyarakat. Maka itu, pemerintah diharapkan bisa membantu masyarakat Griya Makroman Indah agar mereka mendapatkan air bersih yang layak.
“Kita mau pasang tapi pipa induknya enggak ada di jalan itu. Permintaan kami ini kalau bisa kan disalurkanlah ke rumah masing-masing. Berapa biaya pemasangannya, kita akan pasang juga nanti. Jadi kami minta tolong, tolong diperhatikan,” pintanya.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Nidya Listiyono berkomitmen akan lebih maksimal lagi untuk bisa membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang menimpa Kota Samarinda.
“Kita akan coba bantu dan komunikasikan dengan pihak-pihak terkait agar persoalan ini segera diatasi. Apalagi masalah air ini kan kebutuhan dasar bagi masyarakat,” tegas politikus Golkar Dapil Kota Samarinda ini. (adv)