5 Fakta Penembakan Ketua Majelis Taklim di Tangerang

Ilustrasi (Internet)

MEMONESIA.COM – Ketua majelis taklim berinisial A (43), tewas setelah menjadi korban penembakan oleh orang tidak dikenal. Penembakan A terjadi kemarin malam di kediamannya di Pinang, Tangerang.

A diketahui menjadi korban penembakan usai salah seorang warga sekitar mendengar suara tembakan pada Sabtu (18/9/2021), sekitar pukul 18.30 WIB. Saksi kemudian melihat A tergeletak dengan kondisi tertembak.

Korban selanjutnya dibawa ke rumah sakit. Namun nyawa korban tidak bisa diselamatkan hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 19.17 WIB.

Polisi pun telah menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP). Salah satu hasil olah tKP, polisi menemukan proyektil peluru. Selain itu, polisi juga menemukan sejumlah fakta lainnya, yakni korban diketahui menjabat sebagai ketua majelis taklim setempat.

“Sepertinya pelurunya tembus, karena ditemukan satu butir proyektil di lokasi,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Minggu (19/9/2021).

Keponakan korban, Sumadi, berharap pelaku dapat segera ditangkap. Dia meminta pelaku diganjar hukuman yang setimpal.

“Saya harap segera ditangkap. Setimpal atas perbuatannya,” ucap Sumadi.

Berikut 5 fakta penembakan A:

Pelaku Diduga 2 Orang

Pihak kepolisian tengah menyelidiki kasus penembakan seorang ketua majelis taklim berinisial A (43) di Pinang, Tangerang. Polisi menyebut pelaku penembakan tidak hanya satu orang.

“Pelaku diduga dua orang, sekarang masih penyelidikan,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Minggu (19/9/2021).

Peluru Menembus Pinggang Korban

Korban penembakan di Tangerang, A (43), tewas tertembak. Tembakan tersebut menembus pinggangnya.

“Sepertinya pelurunya tembus (pinggangnya),” ungkap Kombes Yusri.

Yusri mengatakan pihak kepolisian kini masih melakukan penyelidikan terkait kejadian tersebut. Diketahui, polisi telah melakukan olah TKP dan menemukan sebuah proyektil.

Korban Dikenal Sebagai Paranormal

Ketua RW setempat, Ahmad Mangku, menyebut, A semasa hidupnya dikenal sebagai seorang paranormal. Korban biasa menyembuhkan orang sakit.

“Untuk profesi (A) seperti paranormal. Suka bantu orang kaya yang kurang sehat,” terang Ahmad saat ditemui di kediaman A di Jl Nean Saba, Pinang, Tangerang, Minggu (19/9).

Ahmad menyebut A menjadi seorang paranormal sejak usianya masih muda dan belum memiliki istri. Dia menyebut, semasa hidupnya A dikenal sebagai pribadi yang baik.

“Sejak bujangan kan dulu pesantren di Yogyakarta. Sangat baik (orangnya)” ucapnya.

Pelaku Pakai Jaket Ojol

Keluarga A menyebut ada yang melihat seseorang lari setelah terdengar suara tembakan. Orang tersebut diyakini sebagai pelaku, yang kemudian kabur berboncengan dengan ojek online (ojol).

“Ada 5 (bersaudara). Itu adiknya yang bopong pas setelah salat, dia yang bawa. Pokoknya pas dengar tembakan, ada orang lari, dia bawa ojol (ojek online),” kata kakak kandung korban, Santos saat ditemui di kediaman A, Pinang, Tangerang, Minggu (19/9).

Ada Orang Asing Ngopi di Warung Ipar Korban

Ketua RW setempat, Ahmad Mangku mengungkapkan keterangan adik ipar korban. yang kebetulan berjualan makanan dan minuman. Warung tersebut berada di seberang lokasi penembakan korban.

Keterangan ipar korban yang diungkapkan Ketua RW setempat, selama beberapa hari sebelum penembakan ada orang asing mengenakan jaket ojol yang makan dan minum kopi di warungnya.

“Kebetulan iparnya itu ada yang jual nasi uduk dan dagang kopi. Ini ada orang asing 4 hari pakai baju ojol warna hijau kalau beli makanan kok duduk lama, terus ngopi lama. Sampai terakhir sebelum kejadian, habis maghrib masih beli es,” cerita Ahmad.

“Kok azan magrib masih beli es aja, duduk di teras sekolah SD. Karena ini gang, mungkin saja dia tunggu korban,” imbuhnya. (redaksi)