OPINI: Merawat Persahabatan untuk Mencerdaskan Rakyat Dalam Berdemokrasi

Ketua Umum HMI Cab. Sangatta Ashan Putra P

HARGAILAH perbedaan dalam berdemokrasi. Sebab, kita tidak pernah tau secara utuh tentang apa dan bagaimana individu itu melahirkan keputusan yang bertentangan dengan pandangan? namun yang perlu diperhatikan adalah sejauh mana kita bermanfaat untuk orang lain tanpa menciptakan kekacauan dan kebencian.

Kita hanya bisa berupaya menjadi magnet kebaikan atas legitimasi. Jikalau individu tidak tertarik dengan tawaran kebaikan yang dilegitimasikan, tak perlu cemas dan gelisah. Sebab masih ada banyak kebaikan lain menjadi pilihan, namun yang harus diperkuat adalah kualitas magnet perlu ditingkatkan.

Saya nyatakan bahwa uang bukanlah segalanya, meskipun banyak yang berpandangan bahwa segalanya butuh uang. Saya tidak sependapat dengan orang-orang yang mengedepankan uang dalam menghadapi hidup. Sebab ketika manusia mengedepankan uang, maka dimensi kemanusiaan itu akan hilang. Kita simak bersama manusia yang mengedepankan uang cenderung individualistik melahirkan kekacauan.

Saya sangat kecewa ketika hari ini dalam perebutan kekuasaan (Pemimpin Daerah) diwarnai pertarungan uang untuk merebut legitimasi rakyat yang tidak memiliki ilmu. Kenapa saya mengatakan rakyat yang tidak memiliki ilmu.? Sebab mereka pandai mengkritisi tentang kesalahan pemimpin yang tidak bekerja maksimal.

Padahal sesungguhnya rakyat harus menyadari pemimpin ideal, yakni yang dapat memperbaiki tatanan sosial hanyalah pemimpin yang dilahirkan tanpa money politics.

Kini tibalah saatnya rakyat Kabupaten Kutai Timur harus cerdas dalam menyambut pesta periodik atau pemilihan kepala daerah (Pilkada). Serentak menolak politik transaksional (ppolitik uang) demi kesejahteraan bersama.

Rakyat jangan terlena dengan bumbu kekayaan yang dimiliki kandidat. Ukurlah kandidat dengan iman dan ilmu pengetahuan. Jikalau mengharap pemimpin yang memberikan manfaat lebih banyak untuk rakyat Kutim lima tahun ke depan.

Secara pribadi saya sering menghayal dimana semua rakyat Kutim sudah tercerdaskan dan memiliki pemahaman bahwa politik transaksional dapat merusak daerah dan negara, sehingga mereka serentak menyatakan “Tolak money politics”. Setelah rakyat menyatakan hal demikian maka bendera kejayaan akan dikibarkan.

Cerdaskanlah rakyat dengan profesionalisme politik maka aspek-aspek lainnya akan ikut tercerdaskan. Secara kolektif dalam mewujudkan Civil Society sebagai pijakan politik transformasi.