Siswa SDN 001 Bontang Selatan saat berkunjung ke Kantor PDAM Tirta Taman Kota Bontang.BONTANG – Sebanyak 75 siswa kelas III SDN 001 Bontang Selatan meninggalkan ruang kelas dan belajar langsung di lapangan melalui kegiatan Pembelajaran Kokurikuler Semester I Tahun Pelajaran 2025–2026. Mereka mengunjungi Instalasi Pengolahan Air (WTP) Berbas milik PDAM Tirta Taman Kota Bontang, Kamis (23/10/2025).
Kegiatan ini bukan sekadar wisata edukatif. Kepala SDN 001 Bontang Selatan, Novita Susyati, menegaskan bahwa sekolah berupaya menumbuhkan kesadaran lingkungan sekaligus memperlihatkan realitas di balik air bersih yang setiap hari digunakan masyarakat.
“Kami ingin anak-anak memahami dari mana air bersih berasal dan bagaimana proses panjang yang harus dilalui sebelum sampai ke rumah mereka. Dengan begitu, mereka belajar menghargai dan menggunakan air secara bijak,” ujarnya.
Para siswa tampak antusias saat diajak berkeliling ke sejumlah titik penting di WTP, mulai dari bak pengendapan, bak penyaring, hingga ruang pengujian kualitas air. Petugas PDAM juga menjelaskan secara rinci tentang fungsi bahan kimia yang digunakan untuk menjernihkan air serta prosedur keselamatan kerja di instalasi.
Beberapa siswa bahkan berebut kesempatan bertanya, menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap proses pengolahan air. Menurut Novita, respons itu menjadi bukti bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis sekaligus komunikasi aktif.
Lebih dari itu, kegiatan ini bagian dari upaya menerapkan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) yang menekankan keterhubungan antara teori, praktik, dan kesadaran sosial. Melalui kerja sama dengan lembaga publik seperti PDAM, sekolah berupaya membangun ekosistem belajar yang relevan dengan kehidupan nyata.
“Pembelajaran ko-kurikuler ini bukan hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter peserta didik agar bernalar kritis, komunikatif, dan sehat,” imbuhnya.
Kegiatan semacam ini dinilai penting di tengah menurunnya minat belajar konvensional di ruang kelas. Sekolah, kata Novita, tak bisa lagi hanya mengandalkan buku dan papan tulis, melainkan perlu membuka jendela belajar yang lebih luas—ke dunia nyata.
“Siswa tidak hanya belajar tentang air, tetapi juga tentang kehidupan. Mereka belajar bagaimana rasa ingin tahu, kerja sama, dan kepedulian lingkungan tumbuh dari pengalaman langsung,” tandasnya.
Tidak ada komentar